Rabu, 12 Desember 2012

Rustam Aji menjawab diplomatis."Semoga saja tidak (stok terpenuhi hingga akhir tahun)".

Surabaya, KNMKelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis premium di beberapa daerah akhir-akhir ini akibat lemahnya manajemen stok dan pengendalian yang buruk terhadap proses penyaluran.

Ilutrasi











Anggota Komisi VII
Rofi Munawar
Dalam APBN-P 2012 ditetapkan kebutuhan BBM subsidi sebanyak 40 juta kiloliter, kemudian pemerintah mengajukan kembali tambahan sebanyak 4 juta kiloliter kepada DPR sebesar 44 juta kiloliter. Namun diprediksi tambahan kuota itu tidak mencukupi, mengingat saat ini telah terjadi kelangkaan BBM subsidi di berbagai daerah. "Kuota tambahan tersebut ternyata tidak mencukupi, tergambar dari kelangkaan yang terjadi di berbagai daerah. Ironisnya, angka over kuota tahun 2012 lebih besar dibandingkan tahun 2010 dan 2011 yang overkuotanya rata-rata hanya sebesar 2 juta kiloliter," ujar anggota Komisi VII Rofi Munawar di Gedung DPR RI Jakarta, Selasa (27/11).

Menurut catatan Pertamina sampai 24 November 2012, realisasi penyaluran Premium mencapai 25,2 juta KL dan Solar sebanyak 12,9 juta KL. Dengan normalisasi penyaluran BBM bersubsidi tersebut diperkirakan kuota BBM bersubsidi akan terlampaui masing-masing sekitar 450.000 KL premium dan 800.000 KL solar.

Membengkaknya konsumsi BBM bersubsidi membuat kuota bahan bakar ini habis lebih cepat sebelum akhir tahun. Jika menurut jumlah kuota BBM bersubsidi bagi Jatim dan pertumbuhan jumlah konsumsi masyarakat, diperkirakan jatah BBM bersubsidi akan habis di pertengahan Desember 2012.

Berdasarkan perhitungan kasar, kuota premium di Jatim untuk tahun ini diperkirakan akan habis pada tanggal 18 Desember. Sedangkan jatah solar bersubsidi di Jatim diperkirakan habis lebih cepat, yaitu tanggal 15 Desember 2012.

Di tahun ini, Jatim mendapat kuota premium sebesar 3.793.772 KL. Sedangkan solar bersubsidi bagi Jatim kuotanya sebesar 1.988.115 KL. Hingga Oktober 2012, realisasi konsumsi BBM bersubsidi, baik premium maupun solar, sudah melampaui angka kuota sampai bulan Oktober itu sendiri.

Berdasarkan Data Pertamina Fuel Retail Marketing Pertamina Region V, Jatim-Bali Nusra, hingga Oktober 2012 total kuota premium seharusnya sebesar 3.161.477 KL. Tetapi realisasinya sudah menembus angka 3.240.245 KL atau sudah mencapai 102 persen.

Sedangkan over konsumsi solar bersubsidi hingga Oktober di Jatim lebih besar dari kelebihan konsumsi premium. Kuota solar bersubsidi hingga Oktober sebesar 1.656.762 KL. Tapi konsumsi solar bersubsidi sampai Oktober sudah mencapai 1.722.763 atau sebesar 104 persen.

Asisten Customer Relation PT Pertamina Pemasaran Region V, Rustam Aji, berjanji segera menjalankan instruksi dari Pertamina pusat ihwal pencabutan surat pengendalian sisa kuota BBM. Pihak Pertamina segera mendistribusikan rata-rata 10.500 kiloliter Premium dan 5.500 kiloliter solar ke seluruh penjuru Jawa Timur.

Langkah ini sebagai antisipasi munculnya gejolak sosial di masyarakat akibat sulitnya mendapatkan Premium. Enam depo pengisian BBM di wilayah Jawa Timur, kata Rustam, akan dimaksimalkan untuk menyuplai kebutuhan BBM subsidi hingga ke pelosok daerah. Enam depo ini tersebar di Madiun, Tuban, Surabaya, Malang, Banyuwangi, dan Camplong (Sampang). "Segera kami jalankan kebijakan ini," kata Rustam.

Berdasarkan data dari Pertamina Pemasaran Region V, dari total kuota BBM subsidi sesuai APBN-P 2012 sebesar 5.781.887 kiloliter untuk wilayah Jawa Timur, telah dikonsumsi sebesar 4.963.008 kiloliter. 

Dengan perincian, konsumsi Premium periode Januari-Oktober 2012 sebanyak 3.240.245 kiloliter dan solar 1.722.763 kiloliter. 

Lantas apakah kebijakan Pertamina pusat ini berpotensi menghabiskan stok BBM subsidi sebelum 31 Desember 2012? Rustam menjawab diplomatis. "Semoga saja tidak (stok terpenuhi hingga akhir tahun)," ujarnya. (F/admin)


0 komentar:

Posting Komentar