Surabaya, KNM. Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis
premium di beberapa daerah akhir-akhir ini akibat lemahnya manajemen
stok dan pengendalian yang buruk terhadap proses penyaluran.
Ilutrasi |
Anggota Komisi VII Rofi Munawar |
Menurut catatan Pertamina sampai 24 November 2012,
realisasi penyaluran Premium mencapai 25,2 juta KL dan Solar sebanyak
12,9 juta KL. Dengan normalisasi penyaluran BBM bersubsidi tersebut
diperkirakan kuota BBM bersubsidi akan terlampaui masing-masing
sekitar 450.000 KL premium dan 800.000 KL solar.
Membengkaknya konsumsi
BBM bersubsidi membuat kuota bahan bakar ini habis lebih cepat
sebelum akhir tahun. Jika menurut jumlah kuota BBM bersubsidi bagi
Jatim dan pertumbuhan jumlah konsumsi masyarakat, diperkirakan jatah
BBM bersubsidi akan habis di pertengahan Desember 2012.
Berdasarkan perhitungan
kasar, kuota premium di Jatim untuk tahun ini diperkirakan akan habis
pada tanggal 18 Desember. Sedangkan jatah solar bersubsidi di Jatim
diperkirakan habis lebih cepat, yaitu tanggal 15 Desember 2012.
Di tahun ini, Jatim
mendapat kuota premium sebesar 3.793.772 KL. Sedangkan solar
bersubsidi bagi Jatim kuotanya sebesar 1.988.115 KL. Hingga
Oktober 2012, realisasi konsumsi BBM bersubsidi, baik premium maupun
solar, sudah melampaui angka kuota sampai bulan Oktober itu sendiri.
Berdasarkan Data
Pertamina Fuel Retail Marketing Pertamina Region V, Jatim-Bali Nusra,
hingga Oktober 2012 total kuota premium seharusnya sebesar 3.161.477
KL. Tetapi realisasinya sudah menembus angka 3.240.245 KL atau sudah
mencapai 102 persen.
Sedangkan over konsumsi
solar bersubsidi hingga Oktober di Jatim lebih besar dari kelebihan
konsumsi premium. Kuota solar bersubsidi hingga Oktober sebesar
1.656.762 KL. Tapi konsumsi solar bersubsidi sampai Oktober sudah
mencapai 1.722.763 atau sebesar 104 persen.
Asisten Customer Relation
PT Pertamina Pemasaran Region V, Rustam Aji, berjanji segera
menjalankan instruksi dari Pertamina pusat ihwal pencabutan surat
pengendalian sisa kuota BBM. Pihak Pertamina segera mendistribusikan
rata-rata 10.500 kiloliter Premium dan 5.500 kiloliter solar ke
seluruh penjuru Jawa Timur.
Langkah ini sebagai antisipasi munculnya gejolak sosial di masyarakat akibat sulitnya mendapatkan Premium. Enam depo pengisian BBM di wilayah Jawa Timur, kata Rustam, akan dimaksimalkan untuk menyuplai kebutuhan BBM subsidi hingga ke pelosok daerah. Enam depo ini tersebar di Madiun, Tuban, Surabaya, Malang, Banyuwangi, dan Camplong (Sampang). "Segera kami jalankan kebijakan ini," kata Rustam.
Langkah ini sebagai antisipasi munculnya gejolak sosial di masyarakat akibat sulitnya mendapatkan Premium. Enam depo pengisian BBM di wilayah Jawa Timur, kata Rustam, akan dimaksimalkan untuk menyuplai kebutuhan BBM subsidi hingga ke pelosok daerah. Enam depo ini tersebar di Madiun, Tuban, Surabaya, Malang, Banyuwangi, dan Camplong (Sampang). "Segera kami jalankan kebijakan ini," kata Rustam.
Berdasarkan data dari Pertamina Pemasaran Region V, dari total kuota BBM subsidi sesuai APBN-P 2012 sebesar 5.781.887 kiloliter untuk wilayah Jawa Timur, telah dikonsumsi sebesar 4.963.008 kiloliter.
Dengan perincian,
konsumsi Premium periode Januari-Oktober 2012 sebanyak 3.240.245
kiloliter dan solar 1.722.763 kiloliter.
Lantas apakah kebijakan
Pertamina pusat ini berpotensi menghabiskan stok BBM subsidi sebelum
31 Desember 2012? Rustam menjawab diplomatis. "Semoga saja tidak
(stok terpenuhi hingga akhir tahun)," ujarnya. (F/admin)
0 komentar:
Posting Komentar