Rabu, 05 Desember 2012

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Harun, Siap Memberlakukan Kurikulum Baru.


Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Harun
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Harun
Surabaya, KNM. Jawa Timur siap memberlakukan kurikulum baru yang mulai diberlakukan pada tahun ajaran 2013 mendatang. Saat ini, Dinas Pendidikan Jawa Timur telah menyiapkan segala yang diperlukan termasuk kesiapan SDM. Bahkan daerah ini juga menyiapkan tutor dari pakar pendidikan perguruan tinggi.

"Tutor dari perguruan tinggi kita perlukan untuk memberi masukan. Tidak hanya sistem dan kurikulum secara rinci, tapi juga menyangkut keberadaan guru. Saat ini, Jatim siap menjalankan kurikulum baru. Kita hanya perlu sosialisasi," kata Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Harun, Rabu (5/12/2012).

Mulai minggu-minggu ini hingga selanjutnya, Dinas Pendidikan Jatim akan melakukan sosialisasi ke bawah. Setidaknya harus ada sejumlah daerah yang merepresentasikan 38 kota dan kabupaten di Jatim. Mereka perlu mendapatkan sosialisasi, terutama menyangkut mata pelajaran yang dihapus.

Apakah akan berdampak pada pengurangan guru. Mata pelajaran itu akan diintegerasikan dengan mata pelajaran lain. "Harus disosialisasikan dengan baik agar tak menimbulkan keresahan guru," tandas Harun.

Orang nomor satu di Dinas Pendidikan Jatim ini memastikan bahwa pengurangan mata pelajaran tak berdampak pada posisi guru. Guru-guru juga tak akan kehilangan jam mengajar.

Sebaliknya, justru jumlah jam mengajar akan bertambah rata-rata empat sampai enam jam. Siswa SD nanti belajar di sekolahnya kurang lebih 36 jam per minggu. Selama ini, 26 jam seminggu. SMP dari selama ini 32 jam menjadi 38 jam pelajaran per minggu. SMA relatif sama dan tak ada perubahan signifikan.

Mengacu kurikulum baru, jumlah mapel SMP yang semula 12 nanti menjadi 10 mapel. Mapel muatan lokal dan pengembangan diri selama ini akan melebur ke dalam mapel seni budaya dan prakarya.

Sementara mapel lain tetap. Yakni pendidikan agama, pancasila dan kewarganegaraan, bahasa Indonesia, matematika, IPA, IPS, bahasa Inggris, dan Seni Budaya (muatan lokal), pendidikan jasmani dan kesehatan, serta prakarya.

Lantas untuk SD yang semula 10 mapel, akan menjadi enam mapel. Yakni matematika, bahasa Indonesia, pendidikan agama, pendidikan jasmani dan kesehatan, pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, dan kesenian. Untuk mapel IPA dan IPS menjadi tematik di pelajaran-pelajaran lainnya. (F/admin)

0 komentar:

Posting Komentar